Sejarah Masjid Al Akbar Surabaya
Pengertian mendasar tentang masjid menurut ajaran Islam adalah
“tempat sujud umat yang tidak terikat dengan waktu dan ruang”. Maka
aspek fungsional lebih menonjol ketimbang sosok bangunannya. Sabda
Rasulullah SAW (ketika ditanya tentang masjid mana yang pertama di dunia
ini) : “Dimanapun engkau mendapatkan waktu sholat, tunaikanlah sholatmu
sebab disitu juga masjid.”
Sejak zaman Rasulullah masjid bukan hanya tempat ibadah tapi juga merupakan pusat kegiatan berdimensi luas. Masjid adalah tempat untuk memakmurkan umat dalam arti menigkatkan kualitas umat serta kesejahteraan umat lahir dan batin. Di masjid orang bermusyawarah, mengurus jenazah, melaksanakan manasik haji, menyelenggarakan wisata religi dan bahkan mengatur strategi perang. Maka tidak mengherankan bahwa di zaman modern ini banyak masjid dilengkapi dengan perpustakaan, sarana olah raga, fasilitas penyelenggaraan akad nikah dan sebagainya.
Propinsi Jawa Timur yang berpenduduk sekitar 35 juta jiwa dan 90% diantaranya beragama Islam, memiliki sekitar kurang lebih 6.000 masjid terdiri dari masjid jami’, masjid sekolah, masjid warga, masjid pesantren dan masjid instansi pemerintah dan swasta. Angka ini belum termasuk sejumlah musholla dan langgar yang tersebar di seluruh kotamadya dan kabupaten.
Walau telah memiliki cukup banyak masjid, keinginan masyarakat Surabaya untuk memiliki masjid berkala nasiona baik dalam konsep arsitektur, skala fisik maupun fungsi ibadahnya, telah terpendam cukup lama sebelum beranjak ke permukaan untuk diwujudkan menjadi kenyataan.
Surabaya ibukota Jawa Timur dan kota terbesar nomor dua di Indonesia, dengan jumlah penduduk lebih dari 4 juta jiwa memiliki populasi Muslim sekitar 90%. Tidaklah berlebihan jika dikatakan disini bahwa perjuangan rakyat Surabaya di tahun 1945 adalah perjuangan umat Islam, sebagai tercermin dalam takbir “Allahu Akbar” yang dipekikkan para pejuang kemerdekaan waktu itu.
Tak kalah dinamisnya, perjuangan rakyat Surabaya untuk menegakkan syi’ar Islam dan mendirikan masjid, terbukti dengan hadirnya 2000-an masjid yang tersebar di seluruh pelosok kota. Sejalan dengan perkembangan agama Islam di Surabaya, tuntutan umat akan sarana ibadah pun menigkat, yang bermuara pada munculnya gagasan-gagasan untuk mendirikan masjid yang lebih besar dalam skala, dimensi dan kualitas.
Masjid Al-Akbar Surabaya adalah wujud sebuah impian yang telah lama terpendam. Impian umat Islam di kota ini yang jumlahnya mendekati 5 juta jiwa, sekaligus menampung aspirasi 35 juta warga Jawa Timur pada umumnya. Didirikan di atas tanah seluas 11,2 hektar. Masjid Al-Akbar memiliki luas bangunan 28.509 m2 dengan kapasitas 36.000 jamaah, berlokasi di kawasan Pagesangan Surabaya Selatan, tepatnya di tepi jalan tol Surabaya-Malang.
Masjid Al-Akbar Surabaya diproyeksikan untuk mewujudkan konsep masjid dalam arti luas, sebagai Islamic Center dengan peran multidimensi dengan misi religius, kutural dan edukatif termasuk wisata religi, membangun dunia Islam yang rahmatan al amien. secara lahiriahnya Masjid Al-Akbar akan menjadi landmark kota Surabaya, dan secara simbolik memperkaya peta dunia Islam, yang tentunya mengangkat citra kota ini di mancanegara.
Masjid Al Akbar dibangun pada tanggal 4 Agustus 1995 atas gagasan Mantan Walikota Surabaya Soenarto Soemoprawiro. Sedang peletakan batu pertama oleh Wapres Try Sutrisno dan diresmikan Presiden KH Abdurrahman Wahid, 10 November 2000.
Sejak peletakan batu pertama, proses kehadiran masjid ini mengalami proses pergulatan panjang untuk bisa hadir ditengah masyarakat metro bernuansa jawa ini. Padahal, dalam konsep pembangunan awalnya, masjid ini ingin dihadirkan dalam tempo sesingkat mungkin. Bahkan, untuk menjawab keinginan percepatan itu, pelaksana proyek berani melakukan pembangunan dengan sistem fast track. Yaitu sebuah sistem dimana perencana diselesaikan bersamaan dengan pelaksanaan di lapangan.
Tapi, sekali lagi, itulah kemampuan kita sebagai manusia. Keinginan seperti apapun, kalau memang harus melalui proses panjang, maka proses itu tak bisa dihilangkan. Pun demikian nampaknya dengan proses kehadiran Masjid Al-Akbar Surabaya. Perencanaan itu, percepatan itu, strategi itu, keinginan itu, semua harus tunduk pada perjalanan yang telah ditentukan.
Sebagai langkah awal pembangunan kubah, panitia pelaksana pembangunan menjalin kerjasama dengan PT. Binatama Akrindo yang memiliki spesialisasi produk Tridome Space Structure sebagai suatu struktur atap untuk kubah utama, dengan bentuk yang sangat unik.
Keunikan bentuk kubah ini ditunjang dengan bentuk kubah yang hampir menyerupai setengah telur dengan 1,5 layer memiliki tinggi sekitar 27 meter. Bentuk ini menumpu pada bentuk piramida terpancung dalam 2 layer setinggi kurang lebih 11 meter dengan bentang tumpuan atau diameter 54 m x 54 m.
Pertemuan antara bentuk lengkung dan bidang datar ini menyebabkan tingkat kesulitan yang lebih rumit antara lain karena kemungkinan penutunan struktur yang lebih besar. Walaupun demikian, persoalan itu bisa diatasi karena ditanganni oleh tim profesional yang disertai dengan program-program CAD/CAE/CAM dan FABRIC yang menghasilkan analisa struktur dan hasil produksi dengan ketelitian dan ketepatan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ketepatan perhitungan dimensi-dimensi simpul dari bola baja padat dalam penyebaran gaya-gaya batangnya menunjang penampilan yang khas dan memberikan hasil yang sangat indah.
Ketepatan waktu untuk merangkai dan memasang komponen-komponen struktur di lapangan dimungkinkan oleh adanya disiplin kerja dan pengalaman dari tim pelaksana di lapangan. Pelaksanaan ini ditunjang oleh peralatan-peralatan canggih, menara-menara bantu khusus dan dengan bantuan mesin-mesin khusus serta tower crane.
Dari keseluruhan sistem kerja itu, akhirnya didapat sebuah hasil kerja yang sangat kokoh, unik dan indah. Sebuah space frame yang anggun, yang bisa membuat bangunan Masjid Al-Akbar Surabaya nampak teduh, luas dan nyaman. Sebuah teknologi yang menjawab keinginan banyak kalangan, agar masjid bisa tampil utuh, tidak terlalu diganggu tiang-tiang yang seringkali merusak pemandangan.
Setelah persoalan penyangga bangunan kubah telah terjawab, muncul kemudian sebuah pertanyaan tentang teknologi apa yang akan dipergunakan sebagai penutup bangunan kubah yang besar dan agung.
Dari berbagai diskusi dan pencarian literatur, ditemukanlah sebuah produk yang sempat dipergunakan oleh beberapa masjid raya seperti Masjid Raya Selangor di Syah Alam. Secara spesifik, produk yang dipergunakan itu ialah berupa suatu sistem penutup atap yang terdiri dari dua lapisan penutup atap. Yang pertama adalah suaru Atap Kedap Air (AKA) dalam bentuk segmen-segmen yang menumpu pada konstruksi space frame yang ada dibawahnya. Sedangkan lapisan kedua adalah berupa panel dari bahan baja yang bersifat sangat kuat dan tahan lama yang disebut dengan Enamel Steel Panel (ESP).
Setelah kebutuhan penutup kubah terjawab, maka sebagai produk yang tergolong baru dilakukanlah kemudian suatu proses desain dan perencanaan yang matang, pra produksi, produksi secara utuh serta penentuan metode pemasangan yang tepat. Semua itu harus terencana secara baik sejak awal hingga akhir. Pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan kubah ini ialah dengan memasang plafon dibawah struktur baja space frame untuk menambah kualitas peredaman suara serta memberi nilai tambah pada segi estetis atau keindahan.
Untuk proses pengerjaan penutup kubah ini, panitia pelaksana mempercayakan pengerjaaannya kepada PT. Tridome Indonesia Engineering, yang bekerja sama dengan PT. Sangasri Candraditya sebagai pemasuk Enamel Steel Panel (ESP). Sedangkan bahan-bahan yang lain seperti profil baja, plat tekuk, bahan-bahan chemical seperti resin, gel-coat, polyuretahane, mat, woven roofing, epoxy, dan pigmen warna, yang kebanyakan merupakan bahan-bahan import diperoleh dari berbagai pemasok wilayah lokal serta pabrikan langsung.
Secara umum, kondisi ini hampir sama dengan bentuk ornamen interior masjid jaman dahulu. Dimana bentuk ukiran dan kaligrafi banyak sekali menjadi penghias masjid-masjid besar di tanah air. Beberapa bagian yang umumnya dihiasi dengan ukiran dan kaligrafi adalah pintu, hiasan dinding di atas yang sering di ukir dengan kaligrafi, podium, dan beberapa elemen yang sering kali menghiasi masjid-masjid tempo dulu.
Di Masjid Al-Akbar Surabaya sendiri, ada beragam bentuk ukiran dan kaligrafi yang dengan mudah bisa disaksikan. Begitu hendak memasuki masjid saja, pengunjung telah disambut oleh 45 pintu ukir dari kayu jati. Di serambi ada pula bedug besar yang memiliko ciri khas karena diukir khusus. Begitu pula dengan kentongan yang juga diletakkan di serambi depan masjid.
Begitu memasuki masjid, pengunjung akan disuguhi oleh ornamen ukir dan kaligrafi yang sangat dominan menguasai dinding-dinding masjid. Di mihrab, di relung imam, dan di dinding-dinding utama, di tempat-tempat rak Al-Qur’an yang tersebar di seluruh penjuru masjid, ukiran-ukiran bernuansa khas indonesia menghiasi dengan cantik dan anggun. Pun di ornamen atas yang penuh dengan kaligrafi Al-Qur’an sepanjang 180 meter dengan lebar 1 meter. Semua elemen ukir dan kaligrafi itu menambah keagungan dan keteduhan Masjid Al-Akbar Surabaya.
Karena kelengkapan dan kemutakhiran teknologi yang dipergunakan dalam hal penerangan itulah, maka sebenarnya yang menjadi salah satu titik keindahan Masjid Al-Akbar Surabaya, adalah ketika malam hari jika seluruh tata lampu yang dimiliki dinyalakan secara menyeluruh. Hal ini karena penerangan Masjid Al-Akbar Surabaya, secara teknis memang telah ditata untuk bisa menjadi pemandangan yang indah dan menyejukkan ketika malam hari.
Elemen penunjang keindahan yang lain, adalah adanya berbagai elemen interior seperti hiasan kaca patri, yang telah lama tidak dipergunakan oleh masyarakat secara umum. Padahal, kaca ukir seni ini menjadi suatu kekuatan dan keindahan tersendiri di bidang eksterior dan interior.
Hiasan kaca patri yang dipergunakan untuk elemen penunjang pembangunan Masjid Al-Akbar Surabaya, dibuat dengan sistem Triple Glazed Unit. Yaitu pelapisan panel kaca patri atau panel bevel dengan kaca tempered dengan menggunakan bahan dan mesin-mesin buatan Amerika. Triple Glazed Unit ini selain bermanfaat menghemat energi, juga sangat baik untuk keperluan peredam suara bising.
Pada jaman dahulu, dalam pembangunan masjid-masjid kuno, hiasan sejenis ini memang telah dipergunakan. Hanya saja, mungkin dari segi teknologi dan kualitas jauh dibawah dari kualitas produk saat ini. Hanya saja, dari segi corak, motif dan keindahan, kadang memiliki kekuatan yang sama. Bahkan bisa jadi, kualitas produk jaman dahulu lebih bagus dari produk jaman sekarang.
Dalam menjalankan proses finishing ini, dipergunakan sentuhan warna elegan yang bisa memberikan aroma kesejukan bagi Masjid Al-Akbar Surabaya. Semua titik diberi warna yang serasi, dengan dominasi warna cerah. Hasilnya, dari segala sudut, Masjid Al-Akbar Surabaya nampak anggun, tenang dan nyaman. Sebuah kondisi yang dibutuhkan untuk menemukan titik konsentrasi ketika menghadap ke Illahi Robbi.
Warna-warna cerah yang anggun ini, secara umum sama dengan kondisi pewarnaan pada masjid-masjid jaman dahulu. Kalu toh ada perbedaan, mungkin hanya sekedar pada tataran selera dan kemajuan teknologi.
Tapi yang jelas, walaupun perbedaan yang ada hanya beberapa, namun dengan sentuhan teknologi mutakhir dan dengan penggarapan finishing yang sempurnanya, Masjid Al-Akbar Surabaya nampak lebih agung, tenang dan membuat orang betah untuk tinggal berlama-lama menjalankan aktifitas perjalanan rohani didalamnya.
Dan karenanya, mungkin tidak banyak oerang yang mengira, bahwa untuk memenuhi pengadaan lantai Masjid Al-Akbar Surabaya, panitia pembangunan proyek masjid harus mendatangakan langsung marmer dengan kualitas pilihan dari perbukitan di propinsi Lampung.
Memang ada beberapa alasan mengapa dipilih marmer yang berasal dari Lampung, yang notabene lokasi pengambilannya lebih jauh dan mungkin membutuhkan biaya tranportasi yang lebih mahal. Dan menentukan itu, panitia pembangunan menyempatkan diri meninjau langsung ke pusat penggalian dan pengolahan marmer di Lampung sana. Dari serangkaian kajian yang dalam, akhirnya tim pembangunan memutuskan menggunakan marmer lampung karena ternyata kualitas lebih bagus dan harga sangat murah. Kalau di total, seluruh pengeluaran yang dibutuhkan untuk mendatangkan marmer Lampung tersebut jauh lebih rendah dibanding dengan jika kita mengambil produk lokal yang memiliki kualitas setara.
Selain faktor harga dan kualitas, sentuhan pemilihan warna marmer juga menjadi salah satu landasan mengapa memilih marmer Lampung. Marmer dari perbukitan Lampung memiliki jumlah yang relatih banyak untuk bisa memenuhi selera warna sesuai kebutuhan untuk membangun Masjid Al-Akbar Surabaya. Karena itu, dengan memilih marmer yang memiliki lokasi asal dari pertambangan di Lampung, maka panitia pembangungan bisa leluasa menentukan titik-titik warna sesuai dengan kebutuhan. Dan keinginan untuk bisa menghadirkan warna-warna yang sejuk, damai, tenang dan nyaman di Masjid Al-Akbar Surabaya bisa dengan mudah direalisasikan.
Sumber:
http://www.masjidalakbar.or.id/sejarah/
masjidalakbarsurabaya.blogspot.com
Kunjungi juga web kami di www.aladdinkarpet.com yang akan menjelaskan tentang produk kami, yaitu Karpet Tebal Untuk Masjid
Sejak zaman Rasulullah masjid bukan hanya tempat ibadah tapi juga merupakan pusat kegiatan berdimensi luas. Masjid adalah tempat untuk memakmurkan umat dalam arti menigkatkan kualitas umat serta kesejahteraan umat lahir dan batin. Di masjid orang bermusyawarah, mengurus jenazah, melaksanakan manasik haji, menyelenggarakan wisata religi dan bahkan mengatur strategi perang. Maka tidak mengherankan bahwa di zaman modern ini banyak masjid dilengkapi dengan perpustakaan, sarana olah raga, fasilitas penyelenggaraan akad nikah dan sebagainya.
Propinsi Jawa Timur yang berpenduduk sekitar 35 juta jiwa dan 90% diantaranya beragama Islam, memiliki sekitar kurang lebih 6.000 masjid terdiri dari masjid jami’, masjid sekolah, masjid warga, masjid pesantren dan masjid instansi pemerintah dan swasta. Angka ini belum termasuk sejumlah musholla dan langgar yang tersebar di seluruh kotamadya dan kabupaten.
Walau telah memiliki cukup banyak masjid, keinginan masyarakat Surabaya untuk memiliki masjid berkala nasiona baik dalam konsep arsitektur, skala fisik maupun fungsi ibadahnya, telah terpendam cukup lama sebelum beranjak ke permukaan untuk diwujudkan menjadi kenyataan.
Surabaya ibukota Jawa Timur dan kota terbesar nomor dua di Indonesia, dengan jumlah penduduk lebih dari 4 juta jiwa memiliki populasi Muslim sekitar 90%. Tidaklah berlebihan jika dikatakan disini bahwa perjuangan rakyat Surabaya di tahun 1945 adalah perjuangan umat Islam, sebagai tercermin dalam takbir “Allahu Akbar” yang dipekikkan para pejuang kemerdekaan waktu itu.
Tak kalah dinamisnya, perjuangan rakyat Surabaya untuk menegakkan syi’ar Islam dan mendirikan masjid, terbukti dengan hadirnya 2000-an masjid yang tersebar di seluruh pelosok kota. Sejalan dengan perkembangan agama Islam di Surabaya, tuntutan umat akan sarana ibadah pun menigkat, yang bermuara pada munculnya gagasan-gagasan untuk mendirikan masjid yang lebih besar dalam skala, dimensi dan kualitas.
Masjid Al-Akbar Surabaya adalah wujud sebuah impian yang telah lama terpendam. Impian umat Islam di kota ini yang jumlahnya mendekati 5 juta jiwa, sekaligus menampung aspirasi 35 juta warga Jawa Timur pada umumnya. Didirikan di atas tanah seluas 11,2 hektar. Masjid Al-Akbar memiliki luas bangunan 28.509 m2 dengan kapasitas 36.000 jamaah, berlokasi di kawasan Pagesangan Surabaya Selatan, tepatnya di tepi jalan tol Surabaya-Malang.
Masjid Al-Akbar Surabaya diproyeksikan untuk mewujudkan konsep masjid dalam arti luas, sebagai Islamic Center dengan peran multidimensi dengan misi religius, kutural dan edukatif termasuk wisata religi, membangun dunia Islam yang rahmatan al amien. secara lahiriahnya Masjid Al-Akbar akan menjadi landmark kota Surabaya, dan secara simbolik memperkaya peta dunia Islam, yang tentunya mengangkat citra kota ini di mancanegara.
Masjid Al Akbar dibangun pada tanggal 4 Agustus 1995 atas gagasan Mantan Walikota Surabaya Soenarto Soemoprawiro. Sedang peletakan batu pertama oleh Wapres Try Sutrisno dan diresmikan Presiden KH Abdurrahman Wahid, 10 November 2000.
Sejak peletakan batu pertama, proses kehadiran masjid ini mengalami proses pergulatan panjang untuk bisa hadir ditengah masyarakat metro bernuansa jawa ini. Padahal, dalam konsep pembangunan awalnya, masjid ini ingin dihadirkan dalam tempo sesingkat mungkin. Bahkan, untuk menjawab keinginan percepatan itu, pelaksana proyek berani melakukan pembangunan dengan sistem fast track. Yaitu sebuah sistem dimana perencana diselesaikan bersamaan dengan pelaksanaan di lapangan.
Tapi, sekali lagi, itulah kemampuan kita sebagai manusia. Keinginan seperti apapun, kalau memang harus melalui proses panjang, maka proses itu tak bisa dihilangkan. Pun demikian nampaknya dengan proses kehadiran Masjid Al-Akbar Surabaya. Perencanaan itu, percepatan itu, strategi itu, keinginan itu, semua harus tunduk pada perjalanan yang telah ditentukan.
Kubah
Salah satu daya tarik Masjid Al-Akbar Surabaya, adalah keberadaan kubah masjid yang nampak berbeda dari bentuk dan warna kubah masjid umum yang ada di Indonesia. Perbedaan warna dan sistem rancangan kubah itu dikarenakan memang dalam proses pembangunan Masjid Al-Akbar Surabaya dipergunakan sebuah teknologi baru yang jarang dipergunakan dalam proses pembangunan masjid di Indonesia.Sebagai langkah awal pembangunan kubah, panitia pelaksana pembangunan menjalin kerjasama dengan PT. Binatama Akrindo yang memiliki spesialisasi produk Tridome Space Structure sebagai suatu struktur atap untuk kubah utama, dengan bentuk yang sangat unik.
Keunikan bentuk kubah ini ditunjang dengan bentuk kubah yang hampir menyerupai setengah telur dengan 1,5 layer memiliki tinggi sekitar 27 meter. Bentuk ini menumpu pada bentuk piramida terpancung dalam 2 layer setinggi kurang lebih 11 meter dengan bentang tumpuan atau diameter 54 m x 54 m.
Pertemuan antara bentuk lengkung dan bidang datar ini menyebabkan tingkat kesulitan yang lebih rumit antara lain karena kemungkinan penutunan struktur yang lebih besar. Walaupun demikian, persoalan itu bisa diatasi karena ditanganni oleh tim profesional yang disertai dengan program-program CAD/CAE/CAM dan FABRIC yang menghasilkan analisa struktur dan hasil produksi dengan ketelitian dan ketepatan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ketepatan perhitungan dimensi-dimensi simpul dari bola baja padat dalam penyebaran gaya-gaya batangnya menunjang penampilan yang khas dan memberikan hasil yang sangat indah.
Ketepatan waktu untuk merangkai dan memasang komponen-komponen struktur di lapangan dimungkinkan oleh adanya disiplin kerja dan pengalaman dari tim pelaksana di lapangan. Pelaksanaan ini ditunjang oleh peralatan-peralatan canggih, menara-menara bantu khusus dan dengan bantuan mesin-mesin khusus serta tower crane.
Dari keseluruhan sistem kerja itu, akhirnya didapat sebuah hasil kerja yang sangat kokoh, unik dan indah. Sebuah space frame yang anggun, yang bisa membuat bangunan Masjid Al-Akbar Surabaya nampak teduh, luas dan nyaman. Sebuah teknologi yang menjawab keinginan banyak kalangan, agar masjid bisa tampil utuh, tidak terlalu diganggu tiang-tiang yang seringkali merusak pemandangan.
Setelah persoalan penyangga bangunan kubah telah terjawab, muncul kemudian sebuah pertanyaan tentang teknologi apa yang akan dipergunakan sebagai penutup bangunan kubah yang besar dan agung.
Dari berbagai diskusi dan pencarian literatur, ditemukanlah sebuah produk yang sempat dipergunakan oleh beberapa masjid raya seperti Masjid Raya Selangor di Syah Alam. Secara spesifik, produk yang dipergunakan itu ialah berupa suatu sistem penutup atap yang terdiri dari dua lapisan penutup atap. Yang pertama adalah suaru Atap Kedap Air (AKA) dalam bentuk segmen-segmen yang menumpu pada konstruksi space frame yang ada dibawahnya. Sedangkan lapisan kedua adalah berupa panel dari bahan baja yang bersifat sangat kuat dan tahan lama yang disebut dengan Enamel Steel Panel (ESP).
Setelah kebutuhan penutup kubah terjawab, maka sebagai produk yang tergolong baru dilakukanlah kemudian suatu proses desain dan perencanaan yang matang, pra produksi, produksi secara utuh serta penentuan metode pemasangan yang tepat. Semua itu harus terencana secara baik sejak awal hingga akhir. Pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan kubah ini ialah dengan memasang plafon dibawah struktur baja space frame untuk menambah kualitas peredaman suara serta memberi nilai tambah pada segi estetis atau keindahan.
Untuk proses pengerjaan penutup kubah ini, panitia pelaksana mempercayakan pengerjaaannya kepada PT. Tridome Indonesia Engineering, yang bekerja sama dengan PT. Sangasri Candraditya sebagai pemasuk Enamel Steel Panel (ESP). Sedangkan bahan-bahan yang lain seperti profil baja, plat tekuk, bahan-bahan chemical seperti resin, gel-coat, polyuretahane, mat, woven roofing, epoxy, dan pigmen warna, yang kebanyakan merupakan bahan-bahan import diperoleh dari berbagai pemasok wilayah lokal serta pabrikan langsung.
Ukiran dan Kaligrafi
Salah satu keunggulan corak Masjid Al-Akbar Surabaya, yang hampir memiliki kesamaan dengan corak masjid lain di Indonesia, ialah menonjolnya corak ukiran dan kaligrafi yang menghiasi berbagai elemen di Masjid Al-Akbar Surabaya. Hanya saja, mungkin yang agak berbeda adalah dari segi jumlah. Karena memang dalam pembangunan Masjid Al-Akbar Surabaya, banyak sekali dimunculkan ornamen ukir dan kaligrafi sebagai pelengkap struktur utama masjid.Secara umum, kondisi ini hampir sama dengan bentuk ornamen interior masjid jaman dahulu. Dimana bentuk ukiran dan kaligrafi banyak sekali menjadi penghias masjid-masjid besar di tanah air. Beberapa bagian yang umumnya dihiasi dengan ukiran dan kaligrafi adalah pintu, hiasan dinding di atas yang sering di ukir dengan kaligrafi, podium, dan beberapa elemen yang sering kali menghiasi masjid-masjid tempo dulu.
Di Masjid Al-Akbar Surabaya sendiri, ada beragam bentuk ukiran dan kaligrafi yang dengan mudah bisa disaksikan. Begitu hendak memasuki masjid saja, pengunjung telah disambut oleh 45 pintu ukir dari kayu jati. Di serambi ada pula bedug besar yang memiliko ciri khas karena diukir khusus. Begitu pula dengan kentongan yang juga diletakkan di serambi depan masjid.
Begitu memasuki masjid, pengunjung akan disuguhi oleh ornamen ukir dan kaligrafi yang sangat dominan menguasai dinding-dinding masjid. Di mihrab, di relung imam, dan di dinding-dinding utama, di tempat-tempat rak Al-Qur’an yang tersebar di seluruh penjuru masjid, ukiran-ukiran bernuansa khas indonesia menghiasi dengan cantik dan anggun. Pun di ornamen atas yang penuh dengan kaligrafi Al-Qur’an sepanjang 180 meter dengan lebar 1 meter. Semua elemen ukir dan kaligrafi itu menambah keagungan dan keteduhan Masjid Al-Akbar Surabaya.
Listrik dan Elemen Arsitektur
Keindahan masjid, adalah salah satu sentuhan yang menjadi perhatian penting dalam proses pembangunan Masjid Al-Akbar Surabaya. Karena itu, pemilihan produk pendukung masjid menjadi perhatian yang tak kalah penting dibanding dengan proses pengadaan atau pembangunan dalam bidang yang lain. Dukungan keindahan dalam hal penerangan Masjid Al-Akbar Surabaya, dipenuhi panitia pembangunan masjid bekerjasama dengan PT. Philips Ralin Electronics. Perusahaan ini, dengan membawa bendera besar Philips menata seluruh kebutuhan penerangan, dari kebutuhan penerangan dalam gedung, halaman, taman, hingga lampu yang menerangi kubah dan menara.Karena kelengkapan dan kemutakhiran teknologi yang dipergunakan dalam hal penerangan itulah, maka sebenarnya yang menjadi salah satu titik keindahan Masjid Al-Akbar Surabaya, adalah ketika malam hari jika seluruh tata lampu yang dimiliki dinyalakan secara menyeluruh. Hal ini karena penerangan Masjid Al-Akbar Surabaya, secara teknis memang telah ditata untuk bisa menjadi pemandangan yang indah dan menyejukkan ketika malam hari.
Elemen penunjang keindahan yang lain, adalah adanya berbagai elemen interior seperti hiasan kaca patri, yang telah lama tidak dipergunakan oleh masyarakat secara umum. Padahal, kaca ukir seni ini menjadi suatu kekuatan dan keindahan tersendiri di bidang eksterior dan interior.
Hiasan kaca patri yang dipergunakan untuk elemen penunjang pembangunan Masjid Al-Akbar Surabaya, dibuat dengan sistem Triple Glazed Unit. Yaitu pelapisan panel kaca patri atau panel bevel dengan kaca tempered dengan menggunakan bahan dan mesin-mesin buatan Amerika. Triple Glazed Unit ini selain bermanfaat menghemat energi, juga sangat baik untuk keperluan peredam suara bising.
Pada jaman dahulu, dalam pembangunan masjid-masjid kuno, hiasan sejenis ini memang telah dipergunakan. Hanya saja, mungkin dari segi teknologi dan kualitas jauh dibawah dari kualitas produk saat ini. Hanya saja, dari segi corak, motif dan keindahan, kadang memiliki kekuatan yang sama. Bahkan bisa jadi, kualitas produk jaman dahulu lebih bagus dari produk jaman sekarang.
Pewarnaan
Untuk mengakhiri proses pembangunan Masjid Al-Akbar Surabaya, kontraktor bersama panitia menghadirkan sentuhan terakhir dengan melakukan pengecatan dan finishing bekerjasama dengan PT. Suryadhipa Chemicont.Dalam menjalankan proses finishing ini, dipergunakan sentuhan warna elegan yang bisa memberikan aroma kesejukan bagi Masjid Al-Akbar Surabaya. Semua titik diberi warna yang serasi, dengan dominasi warna cerah. Hasilnya, dari segala sudut, Masjid Al-Akbar Surabaya nampak anggun, tenang dan nyaman. Sebuah kondisi yang dibutuhkan untuk menemukan titik konsentrasi ketika menghadap ke Illahi Robbi.
Warna-warna cerah yang anggun ini, secara umum sama dengan kondisi pewarnaan pada masjid-masjid jaman dahulu. Kalu toh ada perbedaan, mungkin hanya sekedar pada tataran selera dan kemajuan teknologi.
Tapi yang jelas, walaupun perbedaan yang ada hanya beberapa, namun dengan sentuhan teknologi mutakhir dan dengan penggarapan finishing yang sempurnanya, Masjid Al-Akbar Surabaya nampak lebih agung, tenang dan membuat orang betah untuk tinggal berlama-lama menjalankan aktifitas perjalanan rohani didalamnya.
Lantai
Lantai sebagai salah media yang berhubungan langsung dengan jamaah yang sholat di Masjid Al-Akbar Surabaya, perlu dikondisikan untuk bisa memiliki kualitas yang bagus dan bisa bertahan lama. Karena itu, pemilihan bahan untuk lantai, baik dari segi warna, kualitas dan harga, perlu dilakukan dengan cermat dan matang.Dan karenanya, mungkin tidak banyak oerang yang mengira, bahwa untuk memenuhi pengadaan lantai Masjid Al-Akbar Surabaya, panitia pembangunan proyek masjid harus mendatangakan langsung marmer dengan kualitas pilihan dari perbukitan di propinsi Lampung.
Memang ada beberapa alasan mengapa dipilih marmer yang berasal dari Lampung, yang notabene lokasi pengambilannya lebih jauh dan mungkin membutuhkan biaya tranportasi yang lebih mahal. Dan menentukan itu, panitia pembangunan menyempatkan diri meninjau langsung ke pusat penggalian dan pengolahan marmer di Lampung sana. Dari serangkaian kajian yang dalam, akhirnya tim pembangunan memutuskan menggunakan marmer lampung karena ternyata kualitas lebih bagus dan harga sangat murah. Kalau di total, seluruh pengeluaran yang dibutuhkan untuk mendatangkan marmer Lampung tersebut jauh lebih rendah dibanding dengan jika kita mengambil produk lokal yang memiliki kualitas setara.
Selain faktor harga dan kualitas, sentuhan pemilihan warna marmer juga menjadi salah satu landasan mengapa memilih marmer Lampung. Marmer dari perbukitan Lampung memiliki jumlah yang relatih banyak untuk bisa memenuhi selera warna sesuai kebutuhan untuk membangun Masjid Al-Akbar Surabaya. Karena itu, dengan memilih marmer yang memiliki lokasi asal dari pertambangan di Lampung, maka panitia pembangungan bisa leluasa menentukan titik-titik warna sesuai dengan kebutuhan. Dan keinginan untuk bisa menghadirkan warna-warna yang sejuk, damai, tenang dan nyaman di Masjid Al-Akbar Surabaya bisa dengan mudah direalisasikan.
Sumber:
http://www.masjidalakbar.or.id/sejarah/
masjidalakbarsurabaya.blogspot.com
Kunjungi juga web kami di www.aladdinkarpet.com yang akan menjelaskan tentang produk kami, yaitu Karpet Tebal Untuk Masjid
Komentar
Posting Komentar